Seni ukir (Carve) adalah seni membentuk gambar pada kayu, tempurung, bambu, batu, logam dan bahan lainnya. Hasilnya berupa gambar atau hiasan yang indah, dengan bagian-bagian yang cekung dan cembung yang disebut relief. Di samping berbentuk relief, ukiran ada juga yang berlubang (tembus). Ukiran biasanya memiliki berbagai tema, biasanya terinspirasi dari tumbuhan, hewan, alam, manusia, atau bahkan suatu cerita.
Namun
lain lagi jika mengukir diatas kulit kerbau atau sapi yang disebut dengan
Leather Carving. Teknik ini yaitu dengan menekan kulit tersebut dengan alat
ukir khusus. Berbeda dengan mengukir seperti biasanya. Biasanya mengukir adalah
mencongkel atau membentuk bahan dengan cara disayat atau dipahat dengan benda
tajam seperti pisau dan lain sebagainya.
Kali
ini, Tabloid Intan berhasil menyambangi kediaman Eri Sumarna, pengukir kulit di
Jalan Gatot Subroto Perum Cempaka Indah no 41 Desa Godog Kecamatan
Karangpawitan Garut. Eri mengatakan, awalnya ia hanya iseng membuat ukiran
kulit untuk dipakainya sendiri. Namun setelah ia memakai hasil karya tangannya
sendiri, ada orang yang tertarik dan minta dibuatkan untuk dijualnya di salah
satu toko oleh-oleh di Jogjakarta.
“Waktu
itu saya sedang jalan-jalan di Jogja dan membawa dompet dengan motif ukiran
yang saya buat sendiri. Saat belanja di Kawasan Malioboro, salah satu pemilik
toko oleh-oleh malah meminta dibuatkan untuk ia jual di tokonya,” ucap pria
kelahiran tahun 57 ini.
Selain itu,
dirinya merasa khawatir terhadap wisata kulit Garut dimana menurutnya, produk
yg dijajakkan di showroom-showroom telah banyak dibanjiri oleh produk-produk
kulit dari luar yang bahkan bukan terbuat dari kulit asli yang mungkin
berdampak negatif pada citra produk kulit Garut di kemudian hari. Untuk
mengantipasi hal itu, dirinya berharap kepada rekan-rekan pengusaha kulit Garut
agar bisa lebih berani dalam berinovasi agar Garut bisa menjadi citra wisata
kulit kreatif.
Eri
manambahkan, semua hasil karyanya ia kerjakan sendiri tanpa bantuan orang lain.
Dan proses produksinya pun masih dengan manual alias hand made dari mulai
memotong, mengukir sampai tahap menjahitnya. Hasil karya tangan Eri berupa
dompet, tas, gelang, ikat pinggang dan lain sebagainya. Kulit yang ia pakai,
adalah kulit nabati yang berasal dari kerbau atau sapi yang diolah tanpa bahan
kimia. Penyamakannya dengan menggunakan daun akasia. “Kulit yang saya pakai
adalah kulit import dari Negara Brazil dan India. Kulit lokal biasanya susah
diukir. Jadi setelah ditekan pun akan kembali timbul,” katanya.
Hasil
ukiran Eri ini terlihat sangat bagus. Efek tiga dimensinya pun sangat terlihat.
Biasanya, lanjut Eri, orang lebih mengedepankan cat untuk terlihat lebih 3
dimensi. Namun, Dirinya lebih mengedepankan
ukiran itu sendiri supaya lebih kelihatan efek tiga dimensinya.
Harga
yang ditawarkan untuk jenis kerajinan tangan yang berkualitas ini bisa dibilang
relative murah. Satu dompet dengan ukiran gambar wajah atau gambar hewan hanya
dihargai dengan nilai Rp 250.000. Sedangkan untuk jenis tas di kisaran Rp
400.000. Dirinya pun menerima pesanan bentuk ukiran kulit dengan sketsa yang ia
terima. Jadi, bagi anda yang penasaran dengan kerajinan ukir kulit ini bisa
langsung datang ke galery miliknya di Jalan Gatot Subroto Perum Cempaka no 41
atau bisa menghubungi no telpon 081 312 901 856.
(Ramdhan/Asep S)







No comments:
Post a Comment